Pertumbuhan Kredit UMKM Melambat, Fokus Terarah pada Kelas Menengah
3 mins read

Pertumbuhan Kredit UMKM Melambat, Fokus Terarah pada Kelas Menengah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah memfokuskan perhatian pada penurunan pertumbuhan kredit yang dialami oleh sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam konteks ini, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa kontribusi ekonomi dari kelompok masyarakat menengah ke bawah perlu diperkuat, terutama dengan meningkatkan akses terhadap layanan keuangan.

Fenomena ini tidak dapat dipandang sebelah mata karena efeknya terlihat secara luas di masyarakat. Upaya untuk memperluas akses keuangan bagi UMKM menjadi sangat penting agar sektor ini dapat kembali berfungsi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Mahendra Siregar menjelaskan, saat memberikan keterangan kepada media, bahwa perlu ada langkah konkret dalam memperbaiki kondisi ini. Dia juga menggarisbawahi pentingnya perbaikan dalam akses keuangan di tengah tantangan yang dihadapi oleh sektor UMKM.

Pentingnya Penguatan Sektor UMKM untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Penguatan sektor UMKM merupakan langkah strategis yang tidak hanya berguna untuk stabilitas ekonomi tetapi juga untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Usaha kecil ini memiliki potensi besar untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, sehingga keberadaannya sangat vital untuk perekonomian lokal.

Mahendra menekankan, agar sektor UMKM mampu berkontribusi lebih besar, akses terhadap pembiayaan harus ditingkatkan. Keberadaan lembaga keuangan yang bisa membantu mereka dalam mendapatkan dana sangat diperlukan agar UMKM bisa berkembang dan berinovasi.

Selain itu, perlu adanya program pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku UMKM. Dengan adanya peningkatan kemampuan, diharapkan mereka dapat mengelola usaha dengan lebih baik dan memenangkan persaingan di pasar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit UMKM

Sejumlah faktor juga menjadi penyebab perlambatan dalam pertumbuhan kredit. Salah satunya adalah belum optimalnya kebijakan yang terkait dengan penghapusan buku dan tagih bagi pembiayaan UMKM yang bermasalah. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan yang harus diatasi untuk mendukung perkembangan sektor ini.

Pihak OJK menyatakan bahwa capaian program terkait penghapusan tagih tersebut masih jauh dari target yang ditentukan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku UMKM sangat dibutuhkan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Dengan adanya dukungan kebijakan yang lebih kuat dan terarah, diharapkan kredit yang diberikan kepada UMKM dapat meningkat. Ini akan berdampak positif tidak hanya pada pelaku usaha, tetapi juga pada perekonomian secara keseluruhan.

Statistik Pertumbuhan Kredit dan Permasalahan di Sektor Keuangan

Menurut laporan terbaru OJK, penyaluran kredit per Agustus 2025 mencapai Rp 8.075 triliun dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7,56%. Di satu sisi, pertumbuhan tersebut mengindikasikan adanya peningkatan dalam sektor perbankan, namun di sisi lain, ada segmen yang perlu mendapatkan perhatian lebih, terutama UMKM.

Kredit yang disalurkan kepada sektor UMKM hanya mengalami pertumbuhan sebesar 1,3% secara tahunan. Ini menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan kredit keseluruhan baik, sektor ini masih menghadapi hambatan yang signifikan.

Kendati pertumbuhan konsumsi kredit menanjak, sektor UMKM justru merasakan dampak perlambatan yang cukup mencolok. Dalam konteks ini, penting untuk mengevaluasi kembali kebijakan yang ada dan mencari pendekatan inovatif untuk meningkatkan akses keuangan bagi pelaku usaha kecil.