Cyberlife · September 10, 2024 0

Batal di Bulan Ini, Bos NVIDIA Akan Datang ke Indonesia

Batal di Bulan Ini Bos – Rencana kunjungan CEO NVIDIA, Jensen Huang, ke Indonesia yang sebelumnya dijadwalkan pada September 2024, tampaknya harus diundur. Pria dengan kekayaan sekitar Rp 1.700 triliun itu kini dijadwalkan untuk datang ke Indonesia pada November 2024.

Informasi ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, yang menjelaskan bahwa jadwal kunjungan tersebut mengalami perubahan. Sebelumnya, Huang sempat mengungkapkan potensi investasi sebesar USD 200 juta atau setara dengan Rp 3 triliun untuk mendukung pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.

“Nggak jadi bulan September, katanya diundur November 2024,” ujar Budi kepada media di Jakarta pada Senin (10/9/2024).

Kunjungan CEO NVIDIA: Dorong Pemanfaatan Generative AI di Indonesia

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, kedatangan CEO NVIDIA, Jensen Huang, ke Indonesia pada November 2024 akan berkaitan erat dengan pemanfaatan teknologi terbaru, termasuk generative AI. Teknologi ini diharapkan mampu mendukung dan mempercepat perkembangan ekonomi digital Indonesia di masa depan.

Budi menekankan bahwa generative AI akan menjadi salah satu pilar penting yang mendorong transformasi digital di Indonesia, sekaligus mendukung program ambisius Indonesia Emas 2045. Teknologi ini diprediksi akan menjadi enabler utama dalam berbagai sektor untuk mendorong kemajuan dan digitalisasi di seluruh negeri.

“Bagaimana gen AI ini bisa digunakan, diadopsi oleh negara kita, bangsa kita, menjadi enabler bagi kemajuan Indonesia karena Indonesia Emas 2045 itu enabler-nya digitalisasi,” ujar Budi.

Alasan Indosat Ooredoo Hutchison Memilih Solo untuk Pengembangan AI

Menurut Steve Saerang, Senior Vice President (SVP) Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, ada tiga pertimbangan utama yang membuat perusahaan memilih Solo sebagai lokasi pengembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) mereka.

Pertama, budaya atau culture di Solo dinilai cukup kuat, yang mencerminkan etos kerja tinggi di kalangan masyarakatnya. Hal ini sejalan dengan tujuan investasi mereka untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) di bidang AI yang siap bekerja.

Kedua, Solo memiliki banyak universitas yang dapat mendukung pengembangan AI. Universitas-universitas ini dapat berperan penting dalam riset dan kolaborasi terkait teknologi AI, sehingga Indosat dapat bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan riset mereka.

“Misalnya, ada research yang dibutuhkan, maka bisa kolaborasi dengan universitas tersebut,” ungkap Steve seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.